Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat
dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang
konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu
membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen
manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan
figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai
dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut
dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu
suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi
menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.
Pengertian
Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering
timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai
tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di
atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa dan menilai mutu
suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan
"mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produk lainnya. Misalnya jam tangan Seiko
lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada
dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan diandalkan,
disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan:
kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau kepuasan pelanggan atau
pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus
Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen mutu,
pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam
organisasi)
- Pelanggan eksternal (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen
tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal (di luar
organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen
mutu? Jawabnya, adalah apabila pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut
dilayani dengan baik, otomatis mereka akan melayani pelanggan eksternal secara
baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila
kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan
internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas
TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu
menanggapi keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari
seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu.
Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh
anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan
puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan,
diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu
terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang
memiliki pelanggan
2. Setiap orang
bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem
menunjukkan variasi
4. Mutu bukan
pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan
mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan
mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen
berdasarkan fakta dan data
8. Fokus
pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put