Jumat, 12 Agustus 2011

Hadits tentang lalat (lalat kecelup minuman)


Kesehatan di dalam Alquran dan Hadits
TINJAUAN LALAT KECEMPUNG DALAM MINUMAN
Lalat memang seringkali menularkan berbagai macam penyakit berbahaya dengan cara memindahkan kuman-kuman dari tempat kotor ke minuman atau makanan kita.
Berbagai jenis bakteri yang di hasilkan oleh kuman-kuman itu antara lain :
1. Bakteri E. Coli
2. Coynobacteriu Dephteroid
3. Staphylococcus sp.
4. Salmonella sp.
5. Proteus sp.
Bagaimana jika terjadi lalat kecelup minuman ?
Rasululloh mengajarkan sebagai berikut :

Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]
Berhubung soal hadits lalat kecelup gelas itu sering diejek oleh non muslim, padahal hadits tersebut maksudnya kalau anda ditempat yang sulit air tiba2 lalat nyemplung digelas, terus apa tindakanmu?
Rasul memberi solusi lalatnya suruh menenggelamkan sekalian lalu boleh diminum, insya allah nggak apa2. Inilah dasar ilmiahnya :

PENYELIDIKAN ILMIAH
Agak terlambat bagi umat Islam untuk mau bersungguh-sungguh menyelidiki dan menggali kebenaran ajaran Islam yang bersinggungan dengan bidang lain seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi hingga politik sekalipun.
Perihal lalat diketahui dipelajari oleh Prof. Brefild tahun 1871. Ilmuwan Jerman dari Universitas Hall ini menemukan bahwa dalam badan lalat terdapat mikroba-mikroba sejenis Fitriat yang diberi nama Ambaza Mouski dari golongan Antomofterali. Mikrab-mikrab ini hidup di bawah tingkat zat minyak dalam perut lalat. Bentuknya bundar yang kemudian memanjang dan keluar dari lingkungan perut melalui lubang pernapasan.
Ambaza Mouski ini berkumpul dalam cel-cel sehingga membentuk kekuatan yang amat besar. Akibatnya cel-cel itu pecah dan keluarlah cythoplasma yang bisa membunuh kuman-kuman penyakit.
Cel-cel tersebut terdapat di sekitar bagian ke tiga dari tubuh lalat, yaitu pada bagian perut dan punggungnya. Kedua bagian badan ini tidak pernah mengenai dasar tempat lalat mendarat atau benda apapun saat terbang karena selalu dijaganya.
Tahun 1947, Ernestein dari Inggris juga menyelidiki fitriat pada lalat ini. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa fitriat tersebut dapat memusnahkan bermacam bakteri diantaranya bakteri penyebab darah menjadi beku seperti kuman disentri dan typhoid.
Pada tahun yang sama, dr. Muftisch juga meneliti soalan ini dan menyimpulkan bahwa satu cel mikroba ini dapat memelihara lebih dari 1000 liter susu dari bakteri Thyphoid, disentri dan lainnya.
Tahun 1950, Roleos dari Switzerland menemukan pula mikroba-mikroba ini dan memberi nama Javasin. Para peneliti lain yaitu Prof. Kock, Famer (Inggris), Rose, Etlengger (German) dan Blatner (Switzerland) melakukan penyelidikan dan berkesimpulan sama tentang mikroba pada lalat sekaligus membuktikan bahwa berbagai macam penyakit dan bakteri pada lalat hanya terdapat pada ujung kaki lalat saja dan bukan pada seluruh badannya.
Kembali tentang mikroba yang bisa membunuh kuman itu ternyata tidak bisa keluar dari tubuh lalat kecuali setelah disentuh oleh benda cair. Cairan ini bisa menambah tekanan pada cel-cel yang mengandung mikroba penolak kuman sehingga menjadi pecah dan memercikkan mikroba-mikroba istimewa ini. Maka adalah logis bila ingin mengeluarkan mikroba-mikroba penolak kuman dari badan lalat, haruslah membasahi badannya yang berarti menyelupkan lalat yang jatuh terebut sebelum membuangnya dan dapat meminum air bekas 'lalat berenang' itu tanpa perlu ragu lagi.
Anehnya pemakaian mikroba yang berlebihan bisa memperberat penyakit sedang sedikit saja dari mikroba sudah cukup untuk memberantas berbagai macam penyakit yang biasanya dibawa lalat tersebut.

HADITS TENTANG LALAT
Berikut trace route hadits tentang lalat :
1. Hadits Riwayat Bukhari dalam kitab Bad'ul Khalq, diterima dari Khalid bin Makhlad dari Sulaiman bin Bilal dari 'Utbah bin Muslim dari 'Ubaid bin Hunain dari Abu Hurairah.
2. Hadits Riwayat Bukhari dalam Kitab Ath Thibb, diterima dari Qutaibah dari Ismail bin Ja'far, dari 'Utbah bin Muslim, dari 'Ubaid bin Muslim Maulana Bani Zuraiq, dari Abi Hurairah.
3. Hadith Riwayat Abu Dawud dalam Kitab Al Ath'imah dari Ahmad bin Hanbal dari Basyar bin Al Mufadhdhlol, dari Ibnu Ajlan, dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah.
4. Hadits Riwayat An Nasa'i dalam Kitab Al Farra' wal 'Atirah dari Amr bin 'Ali dari Yahya dari Ibnu Abi Dzi'bin, dari Sa'id bin Khalid dari Abi Salamah dari Abi Sa'id Al Khudri.
5. Hadits Riwayat Ibnu Majah dalam Kitab Ath Thibb, dari Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Yazid bin Harun dari Ibnu Abi Dzi'bin dari Sa'id bin Khalid dari Abu Salamah dari Abu Sa'id.
6. Sanad lain dari Ibnu Majah dalam Kitab Ath Thibb untuk Suwaid bin Sa'id dari Muslim bin Khalid dari Utbah bin Muslim dari Abu Hurairah.
7. Hadits Riwayat Ad Darimy dalam Kitab Al Ath'imah dari Abdullah bin Maslamah dari Sulaiman bin Bilal dari Utbah bin Muslim dari 'Ubaid bin Hunain dari Abu Hurairah.
8. Sanad lain Riwayat Ad Darimy diterima dari Sulaiman bin Harb dari Hammad bin Salamah dari Tsumamah bin Abdullah bin Anas dari Abu Hurairah.
9. Hadits Riwayat Imam Ahmad dengan lafazh sama dengan no. 3 dan 5 diatas.

Dilihat dari sanadnya, hadits-hadits diatas adalah shahih walaupun dari tinjauan matannya banyak yang meragukan. Apalagi bila ditinjau dari jumlah para perawinya. Hadits-hadits ini termasuk hadits Ahad karena hanya diterima oleh Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudriy saja.
Syekh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan bahwa hadits Ahad setinggi-tingginya bernilai sohih; yaitu sangkaan yang kuat. Sedangkan Al Qadhi 'Iyadh menganjurkan untuk menyelidiki kebenaran muatan hadits ini.

FATWA PARA AHLI
Dr. Mahmud Kamal dan Dr. Muhammad Abdul Mu'in dalam naskahnya di majalah Al Azhar no.VII tahun 1378H pada prinsipnya menerima dan membenarkan hadits-hadits tentang lalat itu. Dan selaras dengan Al Quran ; menyebutkan “Tidaklah ia (Muhammad) berkata menurut hawa nafsunya tetapi menurut apa yang diwahyukan kepadanya”; Hal ini juga diperkuat dengan penyelidikan para ahli kedokteran yang menemukan mikroba-mikroba ajaib pada lalat. Pengertian perintah pada hadits-hadits lalat bukanlah kewajiban namun merupakan irsyad (anjuran) dan tidak pula menjadi sunnah. Dengan demikian tidak bisa disalahkan seandainya ada yang mengikuti anjuran tersebut.
Ustadz Muhammad Ahmad Sholeh menolak pendapat-pendapat yang menolak dan mendustakan hadits tentang lalat dengan alasan-alasan ilmiah yang dijelaskan diatas sekaligus memberikan sinyalemen bahwa hadits-hadits tentang lalat ini sekedar salah satu MUKJIZAT Rasulullah selain Kitab Suci Al Quranul Karim.

Catatan : Bahasan hadits lalat ini tetap terbuka bila ada guru, siswa SMU(KIR), mahasiswa biologi/kedokteran hingga dokter ahli yang bersedia untuk meneliti secara ilmiah (sekali lagi) dengan peralatan yang lebih modern.
Peluang bobot materi dan manfaatnya bagi dunia medis kesehatan cukup berprospek di masa mendatang ! Dari segi bisnis bisa meredam timbulnya penyakit pada sterilisasi hingga distribusi susu perah misalnya...
Pikirkan manfaatnya bagi kemanusiaan dan kesehatan masyarakat . Sekaligus membuktikan kebenaran (satu lagi) MUKJIZAT yang keluar dari ucapan Rasulullah yang bermanfaat bagi umat manusia hingga abad modern ini selain Al Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang sopan dan singkat