Jumat, 09 Agustus 2013

Antara Teh Dan Kopi


Kini, penelitian terbaru di Inggris menemukan bahwa teh yang dibuat dari daun kopi ini ternyata lebih sehat ketimbang teh dan kopi sendiri. Menurut para ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dan Joint Research Unit for Crop Diversity, Adaptation and Development di Montpellier, teh daun kopi mengandung senyawa yang bermanfaat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.
Berdasarkan penelitian, daun kopi mengandung antioksidan lebih tinggi dibandingkan teh biasa. "Yang mengejutkan adalah berapa banyak antioksidan dalam daun kopi. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan teh hijau dan teh hitam," ujar Dr Aaaron Davies, pakar kopi dan botani dari Royal Botanic Gardens seperti dilansir laman Telegraph.
Tak hanya antioksidan, daun kopi juga mengandung bahan kimia alami yang berkhasiat mengatasi masalah peradangan. Bahan kimia alami ini biasanya ditemukan pada buah mangga.
"Ditemukan juga zat dalam level yang tinggi yang disebut mangiferin dalam daun tanaman kopi Arabika," ucapnya.

Para peneliti menilai, selama ini daun kopi diabaikan karena orang lebih mengedepankan biji kopi yang memiliki nilai lebih tinggi. Meski demikian, mereka yakin bahwa teh dari daun kopi bisa menjadi minuman sehat baru, setelah teh hitam atau teh hijau.
Teh daun kopi mengandung kafein yang rendah dan memiliki rasa yang biasa, tidak pahit seperti teh atau sekuat kopi. Dr Davies menjelaskan, teh daun kopi sangat populer di beberapa negara, seperti Ethiopia dan Sudan Selatan. Bahkan ada upaya memasarkan teh daun kopi ini di Inggris pada tahun 1800-an.

Dr Davies menemukan sampel teh daun kopi dalam koleksi Kew yang berusia hampir 100 tahun. Pada saat itu, produsen kopi di Sumatera dan Jawa diketahui berusaha mempopulerkan teh daun kopi di Inggris dan Australia.
Laporan ketika itu mengklaim bahwa teh daun kopi mampu mengatasi rasa lapar dan kelelahan. Teh daun kopi juga digambarkan menyegarkan, meski beberapa yang menilainya tidak bisa diminum.

Dr Davies dan Dr Claudine Campa dari Joint Research Unit for Crop Diversity, Adaptation and Development melakukan tes terhadap 23 spesies tanaman kopi. Hasilnya, daun pada tujuh spesies tanaman kopi mengandung mangiferin yang tinggi.
Di antara tujuh spesies, daun kopi Arabika-lah yang mengandung mangiferin paling tinggi. Seperti diketahui mangiferin berkhasiat sebagai anti-inflamasi, mengurangi risiko diabetes, kolestrerol darah, dan melindungi neuron di otak.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Annals of Botany itu juga menunjukkan bahwa daun kopi Arabaika mengandung antikosidan paling tinggi. Lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam teh atau kopi tradisional. Meski demikian para peneliti mengakui, dampak dari senyawa yang ditemukan dalam daun kopi pada tubuh manusia memerlukan penelitian lebih lanjut.

Manfaat teh & kopi bagi tubuh
Kopi dan teh adalah dua jenis minuman yang merupakan sumber kafein. Kedua minuman tersebut sangat akrab dikehidupan kita sehari-hari. Kopi adalah minuman berwarna hitam pekat yang berasal dari olahan biji tanaman kopi, yang dewasa ini banyak digabungkan dengan beragam resep modern. Sedangkan teh adalah minuman yang berasal dari pucuk daun teh, yang kerap sekali menemani kita dipagi hari.

Banyak masyarakat yang tidak menyadari manfaat dari kedua minuman tersebut bagi tubuh mereka. Padahal minuman tersebut mudah  didapatkan di coffee shop yang kerap sekali menjadi tempat persinggahan Anda untuk bercengkrama dengan teman. Kedua minuman tersebut memiliki manfaat kesehatan yang serupa, namun tak sama.

Teh & kopi meningkatkan kinerja otak
Menikmati secangkir teh atau kopi sebelum memulai aktivitas pagi hari tentunya sudah menjadi hal yang lazim bagi sebagian masyarakat modern masa kini. Aroma secangkir kopi dipercaya dapat membangkitkan mood, sedangkan aroma teh hijau disinyalir dapat merilekskan pikiran sebelum digunakan beraktivitas seharian. Keduanya pun lazim disajikan bersama kudapan saat sarapan pagi, baik kudapan ringan serupa biskuit atau sandwich mini hingga yang berkarbohidrat tinggi seperti omelette dan pancake.
Ternyata teh dan kopi memiliki peran penting dalam memicu aktivitas otak agar dapat bekerja lebih baik di pagi hari. Sekelompok peneliti dari Universitas de Barcelona berpendapat bahwa kopi dapat mengatur performa dan menguatkan kinerja otak, sedangkan teh dapat mencegah penurunan fungsi otak. Selain itu, ada pula beberapa penelitian lain yang menyimpulkan bahwa mengonsumsi keduanya dapat mencegah gangguan kanker otak.

Kopi dapat meningkatkan dan menstabilkan kinerja otak
Konsumsi secangkir kopi pahit di pagi hari dapat meningkatkan performa kerja otak hingga selang waktu beberapa jam ke depan. Kopi mengandung kafein yang dapat melejitkan kecepatan berpikir dan bertindak, meningkatkan kemampuan kognitif, serta meningkatkan daya ingat terutama untuk mereka yang sering kali kesulitan mengingat memori jangka pendek. Kopi pahit tanpa gula paling cocok diminum oleh mereka yang memiliki tingkat aktivitas tinggi seperti pekerja lapangan, atau mereka yang sering kali membutuhkan kemampuan mengambil keputusan dengan cepat.
Lain halnya dengan kopi manis yang telah diberi gula. Kafein bersama dengan glukosa membuat kerja kognitif (pikiran) dalam otak sedikit terhambat, namun glukosa tersebut justru mengaktifkan titik neurotransmitter tertentu pada otak dan membuat kinerjanya menjadi lebih stabil. Otak akan bekerja lebih efisien dan tidak cepat lelah. Selain itu, kopi juga merangsang pertumbuhan sel-sel otak. Konsumsi kopi manis paling cocok untuk mereka yang bekerja di kantor dan membutuhkan konsentasi stabil hingga siang atau sore hari.

Teh mampu meningkatkan kemampuan memori pada otak
Mirip dengan kopi, teh juga memiliki kemampuan meningkatkan memori pada otak. Namun rupanya teh memiliki cara tersendiri dalam meningkatkan kemampuan otak tersebut, sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang tak ingin kecanduan kafein kopi.
Teh mengandung polifenol. Zat inilah yang memicu otak untuk merilekskan dirinya saat mengonsumsi secangkir teh. Polifenol dapat melebarkan pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah masuk ke otak dan meningkatkan daya memori otak. Berbeda dengan kafein yang mempercepat aliran darah dengan jalan meningkatkan aktivitas jantung, polifenol tak memiliki pengaruh terhadap aktivitas jantung. Teh hijau memiliki kadar polifenol yang lebih banyak dibandingkan teh biasa. Oleh sebab itu, teh hijau lebih sehat untuk dikonsumsi serta banyak digunakan untuk keperluan terapi.
Teh baik dikonsumsi oleh mereka yang banyak menggunakan kemampuan otak serta memorinya saat bekerja. Teh juga disarankan bagi mereka yang ingin menghindari risiko terkena penyakit Alzheimer, yaitu gangguan akibat penurunan kemampuan fungsi memori otak.

Konsumsi teh dan kopi untuk keperluan sehari-hari
Kopi dan teh memang cocok untuk konsumsi harian, namun disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari dua cangkir per harinya. Kadar kafein yang terdapat pada kopi akan berbahaya bila dikonsumsi berlebihan, sebab dapat mengubah ritme aktivitas otak dan jantung. Selain itu, kopi juga tidak disarankan untuk ibu hamil, karena dapat mengganggu kandungan asupan gizi untuk janin sehingga berpotensi mengacaukan ekspresi gen pada otak janin yang saat itu masih aktif terbentuk.

Untuk teh hijau, konsumsi dibatasi menjadi maksimal tiga cangkir per harinya. Walau memiliki efek positif, kandungan polifenol dalam minuman ini bukan berarti memiliki efek linear seiring dengan jumlah konsumsinya. Akan lebih baik bila konsumsi kedua jenis minuman tersebut diselingi dengan konsumsi air putih untuk mencegah penurunan kadar enzim pada otak. Adakalanya setelah lama dan rutin mengonsumsi kopi atau teh, beberapa konsumen menjadi terbiasa dengan jumlah kadar enzim yang masuk sehingga menurunkan jumlah enzim asli yang seharusnya diproduksi oleh otak. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kadar enzim tertentu yang masuk saat konsumsi dihentikan, sehingga membuat otak menjadi ketergantungan akan zat tersebut.

Sumber :