Kamis, 28 April 2016

Kebajikan Yang Meluluhkan

Pada jaman Tiongkok Kuno, ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu. Pemburu itu mempunyai anjing-anjing galak. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba milik petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mau peduli.

Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba, sehingga terluka parah. Petani itu merasa tak sabar. Ia memutuskan pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan berkata, "Saya bisa saja menghukum pemburu itu, memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya, tapi Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh.Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?”



Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.“Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang akan membuat domba-domba anda aman dengan sendirinya, sekaligus membuat tetangga anda tetap sebagai teman.”

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju. Sesampai di rumah, ia segera melaksanakannya. Ia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga anak tetangganya itu. Tentu saja mereka menerima hadiah itu dengan penuh sukacita, dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut. Dan untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu akhirnya harus merantai anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba pak tani.

Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani. Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.

Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, “Cara terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan." Dan inilah sebenarnya makna sebuah hadits pendek, yang biasa dihafal oleh anak-anak kita sewaktu TK:
تهادوا تحابوا
"Saling memberi hadiah lah, niscaya kalian akan saling menyayangi." Hubungan baik itu akan saling menguatkan dan menguntungkan, sedangkan hubungan yang buruk akan saling melemahkan dan merugikan. Tetapi hubungan baik itu hanya akan terjadi jika kita mau memulainya lebih dulu. "Memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu," begitu sabda Rasulullah saw. Dan itu adalah salah satu dari keutamaan yang paling utama (afdhalul fadhâ'il).