Kamis, 15 Juni 2017

Arti Toleransi Kaum Muslimin.

Bismillahirrohmani rrohim
Assalamu ‘alaikum wr wb

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Segala puji bagi Alloh, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal  kita. Barang siapa mendapat petunjuk dari Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuk baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hambadan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada nabi Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.


Beberapa bulan terakhir ini banyak sekali terjadi kegaduhan massa terutama berkaitan dengan adanya pemilihan gubernur  DKI yang non muslim (AHOK). Kita tahu bahwa masyarakat yang gaduh dengan demonstrasinya itu membawa atribut agama, Islam khususnya. Kemudian dari pihak yang bersebarangan, mereka mencoba membuat kegaduhan yang sama dengan tujuan agar berimbang. Tetapi sebenarnya latar belakang kedua kubu itu berbeda. Dari kubu Islam, menyuarakan penegakan hukum atas terjadinya pelecehan agama, sedangkan dari kubu seberang menyuarakan ideology dan kesetaraan keagamaan (sebut kebhinekaan dan toleransi).

Dari perbedaan latar belakang itu, jelas tujuan dan sasaran amaliahnya juga berbeda. Dari sisi Islam menginginkan adanya penghukuman atas pelecehan agama (artinya: memerangi Alloh dan rasulNYA) yang dilakukan oleh Basuki Cahaya Purnama sebagaimana diatur dalam UU, sedangkan dari sisi seberang menghendaki adanya kekuasaan yang dilepaskan dari aqidah agama.

Dari sini kemudian muncul anggapan bahwa Islam itu agama yang intoleran. Dianggap bahwa ketika islam menjalankan syariat yang bertentangan dengan kepentingan mereka, maka itu melanggar hak mereka. Padahal sudah jelas bahwa islam menjalankan syariat itu berdasarkan firman Alloh robbul ‘alamin,  yang tersebut di dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 37 :”Dan tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain ALLOH; tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya. Tidak ada keraguan didalamnya (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam”.
Lalu toleransi yang bagaimana yang mereka kehendaki ? apakah kita harus mengikuti apa-apa yang mereka inginkan walaupun melanggar aturan ALLOH ? (misal : dalam memilih pemimpin yang diatur dalam surat Al-Maidah : 51 dan An-Nisa : 144). Apakah kita harus mencampur adukkan aqidah kita dengan mereka ? (seperti yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Islam liberal  di salah satu gereja di Solosaat kebaktian gereja mereka bergabung dengan bersholawat nabi) Na’udzubillah min dzalik. Alloh melarang kita untuk mencampur adukkan kebenaran dan kebatilan; sebagaimana QS. Al-Baqarah : 42 :”Janganlah kamu mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”.

Alloh telah menegaskan bahwa kita harus berpegang teguh kepada agama Alloh yang tersebut didalam surat Al-Baqroh : 256 : “Tidak ada paksaan dalam menganut agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Toghut dan beriman kepada Alloh, maka sungguh dia telah perpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Alloh maha mendengar, maha mengetahui”. Artinya bahwa kita harus berpedoman pada ajaran-ajaran Islam yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan Hadits dan melaksanakannya dengan hidmat; dan menyisihkan pedoman lainnya. Termasuk didalamnya adalah bersikap terhadap orang-orang di kubu seberang (non muslim). Jika kita mengikuti kemauan mereka, maka Alloh pasti akan melaknat dan memasukkan kita di neraka Jahanam. Disebutkan dalam Surat An-Nisa : 140 ; “Dan sungguh Alloh telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Alloh diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang kafir) maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka) tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh Alloh akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di neraka Jahanam”.

Dari uraian diatas, kita harus bersikap tegas bahwa toleransi yang dikehendaki oleh kaum non muslim itu bukan berarti kita mengikuti apa-apa yang mereka lakukan /apa yang mereka kehendaki dari kita dengan melanggar ketentuan Alloh di dalam Al-Qur’an dan hadits. Toleransi adalah membolehkan mereka menjalankan ibadah mereka sesuai keyakinannya masing-masing, tapi bukan menyetujui pengingkaran dan kemaksiatan yang mereka lakukan. Namun kita tidak juga menyetujui kemaksiatan yang dilakukan oleh orang muslim sendiri. Karena tidak ada bedanya nanti.
Dengan demikian akan terlihat jelas batas-batas mana yang hak dan mana yang batil.

Barokallohu fiikum, wastaghfirullohu li qaalii
Wassalaamu ‘alaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang sopan dan singkat